Bermula pada suatu malam di Jalan Cokroaminoto, Ciamis. Saat itu saya sedang berkendara motor dan berpapasan dengan seorang anak muda, kira-kira usia SMA, yang sedang mengayuh sepeda ontel.
Tahun itu 2011 — masa ketika komunitas sepeda ontel sedang ramai-ramainya di berbagai daerah. Saya spontan menghentikan anak muda itu dan bertanya,
“Apakah di sini ada komunitas ontel?”
Ia menjawab dengan sopan,
“Oh, ada, namanya GOES — Galuh Ontel Eling Sadaya.”
Kami pun berkenalan. Namanya Rojak, siswa SMK Taruna Bangsa kelas 11. Dari obrolan singkat itu, saya mendapat kabar bahwa hari Minggu nanti akan ada kegiatan sepeda santai bersama komunitas mereka. Kami pun saling bertukar nomor HP dan berjanji untuk bertemu di hari Minggu.
Persiapan dari Cilacap ke Ciamis
Kebetulan saya adalah perantauan dari Cilacap yang sudah tinggal di Ciamis sejak 2003. Mendengar ada komunitas sepeda ontel, saya sangat antusias untuk bergabung.
Hari Jumatnya, saya pulang ke Cilacap dan bertekad akan kembali ke Ciamis menggunakan sepeda ontel milik Bapak. Sabtu paginya saya mulai berlatih dengan bersepeda sejauh 20 km — rute Majenang–Wanareja pulang pergi bersama adik saya.
Kami menggunakan sepasang sepeda Humber, koleksi ayah:
-
Saya memakai yang tipe dames
-
Adik saya menggunakan yang heren
Berangkat pukul 05.30 dan kembali sekitar pukul 09.00 pagi. Hari itu terasa luar biasa — karena untuk pertama kalinya saya akan bergabung dengan komunitas sepeda ontel.
Kenangan Ontel Sejak Kecil
Sejak SD saya sudah mengenal sepeda ontel — sepeda Humber palang milik Bapak yang digunakan sehari-hari untuk bekerja di MTs Negeri.
Saat SMP, saya memiliki sepeda Federal untuk sekolah, tapi kadang tetap memilih ontel milik Bapak, terutama karena suara khas “krek-krek” dari persneling 3-nya yang membuatnya terasa antik dan elegan.
Sepeda itu punya kenangan tersendiri. Maka ketika saya dewasa, saya bertekad membawa salah satunya ke Ciamis, sebagai bentuk rasa hormat pada Bapak dan kecintaan kami terhadap sepeda tua.
Perjalanan Menuju Ciamis
Pagi buta selepas subuh, saya berangkat dari Majenang menuju Ciamis dengan semangat membara. Jalanan menanjak dan lintas provinsi saya tempuh selama sekitar 4,5 jam — berhenti beberapa kali untuk istirahat.
Sesampainya di Alun-alun Ciamis, acara sudah usai. Namun saya masih sempat bertemu dengan Ega Anggaran Kautsar, salah satu anggota GOES yang kini menjabat sebagai Kepala Satpol PP Kabupaten Ciamis.
Foto kami saat itu diambil pada 12 Oktober 2011, menjadi momen bersejarah awal perjalanan saya sebagai seorang ontelis.
Menjadi Bagian dari GOES
Beberapa hari kemudian, saya kembali bertemu dengan anggota lain dan resmi mendaftar sebagai anggota GOES dengan plat nomor 93 — setiap anggota memang memiliki nomor unik buatan salah satu anggota yang berprofesi sebagai pembuat plat.
Sejak saat itu, saya aktif mengikuti kegiatan GOES. Namun kini, waktu telah berjalan. Beberapa tokoh pendiri komunitas sudah berpulang, dan sebagian anggota pindah ke luar daerah. Aktivitas komunitas pun tidak seramai dulu.
Terlebih lagi, kota Ciamis dengan kontur tanjakan yang menantang memang membutuhkan tenaga dan semangat lebih bagi para ontelis — berbeda dengan kota Banjar atau Tasikmalaya yang lebih landai.
Kini, meski banyak yang telah berubah, semangat untuk “ngontel” masih terus saya jaga. Karena bagi saya,
Sepeda ontel bukan sekadar kendaraan, tapi pengikat persaudaraan dan kenangan.
Pengirim: Untung Bahtiar Setiawan
Galuh Ontel Eling Sadaya (GOES) Kabupaten Ciamis

